Wonder Nusantara ,Semarang,Jawa Tengah, Tersembunyi di kaki Gunung Ungaran, tepatnya di Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Desa Munding adalah sebuah desa yang kaya akan nilai sejarah, keindahan alam, dan kekuatan budaya lokal. Dengan luas sekitar 178 hektare dan jumlah penduduk lebih dari 3.300 jiwa, desa ini berkembang menjadi destinasi wisata berbasis alam, budaya, dan religi yang semakin dikenal luas.
Keindahan Alam yang Menawan
Desa Munding memiliki bentang alam yang luar biasa. Letaknya di ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut menjadikan udara desa ini sejuk dan segar. Salah satu daya tarik utamanya adalah Curug Tirta Wening (juga dikenal sebagai Curug Tirtowati), air terjun jernih yang mengalir langsung dari mata air pegunungan, menawarkan suasana tenang yang cocok untuk berwisata dan melepas penat.
Tak jauh dari situ, terdapat Bukit Kembar Cemanggal, yang menyajikan panorama indah ke arah Kota Ungaran dan pegunungan sekitarnya. Lokasi ini menjadi favorit para pecinta fotografi dan wisatawan yang ingin menikmati sunrise ataupun sunset.
Desa Pertanian & Edukasi
Dengan tanah yang subur dan banyak mata air alami, Desa Munding dikenal sebagai sentra pertanian, khususnya daun bawang (onclang), padi, ketela, kopi, dan beragam buah-buahan. Selain itu, desa ini mengembangkan wisata pertanian edukatif di Dusun Cemanggal, di mana pengunjung bisa belajar langsung dari petani tentang cara bercocok tanam secara tradisional.
UMKM Lokal & Produk Unggulan
Desa ini juga memiliki potensi ekonomi lokal yang luar biasa. Warga desa mengembangkan berbagai produk UMKM unggulan seperti:
Keripik Onclang – camilan khas dari daun bawang.
Kopi Koplak – kopi lokal dari petani desa.
Jamu Gendong dan Gethuk "Tetek Melek" – kuliner tradisional yang melegenda.
Pecel Gablok, serta kerajinan dari rotan dan bambu.
Melalui program JAWIR (Jalan UMKM Munding Mandiri dan Berdaya), masyarakat mendapatkan pelatihan, pendampingan izin usaha, hingga digitalisasi produk, sehingga produk mereka siap bersaing di pasar yang lebih luas.
Warisan Religi dan Budaya Lokal
Desa Munding juga menyimpan warisan budaya dan religi yang kuat. Di bukit Prawotosari terdapat makam Syekh Ghozali, tokoh penyebar agama Islam dari keturunan Kerajaan Demak. Di Dusun Cemanggal, makam Syekh Syarif juga menjadi tempat ziarah penting masyarakat.
Upacara adat seperti Nyadran, Suran, Mot Banyu, dan Kadeso masih dilestarikan, mencerminkan kearifan lokal dan keimanan masyarakat. Seni tradisional seperti Reog (Kuda Lumping), Tari Jaran Kepang, Rebana, dan Drumbleg menjadi warna kehidupan budaya yang hidup di desa ini.
Kolaborasi Mahasiswa & Komunitas
Berkat kolaborasi dengan universitas-universitas seperti UNNES dan PGRI Semarang, Desa Munding mendapatkan dukungan melalui program KKN Tematik, di mana mahasiswa membantu merancang paket wisata, membuat papan informasi, membina UMKM, dan membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Inisiatif ini tidak hanya mempercantik desa, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru dan memperkuat kesadaran masyarakat akan potensi desanya.
Menuju Desa Wisata Mandiri
Desa Munding adalah contoh nyata bagaimana desa bisa tumbuh dengan kekuatan sendiri, memadukan potensi lokal dengan pendampingan dari luar. Dengan alam yang indah, budaya yang kuat, serta masyarakat yang kreatif dan ramah, Desa Munding siap menyambut siapa pun yang ingin menikmati keaslian dan kearifan lokal Indonesia.
Jika Anda mencari tempat yang menyejukkan hati dan memperkaya wawasan budaya, Desa Munding di lereng Gunung Ungaran adalah jawabannya.